Mengapa Kita Mendapatkan Hidayah?
Mengapa Kita Mendapatkan Hidayah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Washaya wa Taujihat Fi Fiqhi at-Ta’abbud Li Rabbi al-Bariyyat. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 19 Rabiul Akhir 1446 H / 22 Oktober 2024 M.
Kajian Tentang Mengapa Kita Mendapatkan Hidayah
Pada kajian sesi kelima ini, kita akan merenungkan poin penting: mengapa kita mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala? Apakah karena kita memiliki nasab yang terhormat, kedudukan tinggi, atau harta yang banyak?
Jika kita merenungkan diri kita dan orang-orang di sekitar, kita akan mendapati bahwa kita ini minoritas di tengah banyaknya orang yang tidak mau beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, konteks ini bukan tentang negara, provinsi, atau desa tempat kita tinggal, melainkan mencakup seluruh dunia dan sepanjang zaman.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa keadaan kita di tengah orang-orang kafir itu seperti sehelai rambut putih di tubuh sapi hitam, atau seperti jumlah rambut hitam di tubuh sapi putih. Ini menggambarkan betapa sedikitnya jumlah kita dibandingkan dengan orang-orang kafir di seluruh dunia dan sepanjang zaman.
Jika kita berbicara tentang jumlah umat Islam di dunia saat ini, menurut sensus, jumlah umat Islam 2,02 miliar, sedangkan jumlah total manusia di bumi adalah 8,08 miliar. Berdasarkan sensus dan perhitungan pada Februari 2024, umat Islam berjumlah sekitar 25% dari total populasi manusia di dunia.
Namun, jika kita melihat gambaran yang lebih luas—meliputi seluruh dunia dan sepanjang masa—jumlah kita jauh lebih sedikit, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang menggambarkan betapa kecilnya persentase umat Islam di antara umat manusia lainnya sepanjang sejarah.
Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَا المُسْلِمُونَ فِي الْكُفَّارِ إِلَّا كَشَعْرَةٍ بَيْضَاءَ فِي ثَوْرٍ أَسْوَدَ، أَوْ كَشَعْرَةٍ سَوْدَاءَ فِي ثَوْرٍ أَبْيَضَ
“Tidaklah kondisi umat Islam di tengah-tengah orang-orang kafir kecuali seperti sehelai rambut putih di tengah-tengah rambut hitam yang dimiliki oleh seekor sapi jantan yang berwarna hitam, atau seperti sehelai rambut hitam di tengah-tengah rambut putih yang dimiliki oleh seekor sapi jantan yang berwarna putih.” (HR. Muslim)
Perumpamaan ini menggambarkan betapa sedikitnya jumlah umat Islam di tengah populasi manusia yang mayoritas tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Coba kita bayangkan seekor sapi jantan berwarna hitam yang besar dan gagah. Di tubuhnya yang penuh dengan rambut hitam, hanya ada sehelai rambut putih. Atau sebaliknya. Begitulah perbandingan jumlah umat Islam di dunia ini, sangat sedikit.
Sebab seseorang mendapatkan hidayah
Sebab seseorang mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan karena darah ningrat, kekuasaan, kecerdasan, ataupun harta kekayaan. Lantas, apa yang menjadi sebabnya? Di sini, Syaikh menjelaskan bahwa jawabannya telah disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam berbagai ayat Al-Qur’an. Salah satunya adalah firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 7-8:
…وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿٧﴾ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٨﴾
“Akan tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hujurat [49]: 7-8)
Dari ayat ini, jelas bahwa Allah-lah yang menjadikan kita mencintai iman. Allah menghiasi hati kita dengan keimanan, sehingga hati kita cenderung memilih iman dan membenci kekufuran, kefasikan, serta kemaksiatan. Inilah alasan mengapa kita mendapatkan hidayah, karena Allah yang menanamkan cinta kepada iman dan kebencian terhadap kekufuran di dalam hati kita.
Keimanan ini tidak muncul begitu saja; Allah-lah yang menghiasi hati kita dengan iman. Oleh sebab itu, kita jatuh cinta kepada iman dan bersedia untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan menjadi sesuatu yang sangat dibenci oleh hati-hati orang yang beriman, karena Allah membuat ketiga hal tersebut tampak buruk dan menjijikkan di hati mereka.
Semua ini adalah anugerah dan nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah yang memberikan anugerah-Nya kepada kita, Allah yang memberikan nikmat-Nya kepada kita, dan Allah yang memilih hati kita untuk lebih mencintai iman daripada kekufuran dan kemusyrikan.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian Mengapa Kita Mendapatkan Hidayah
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54613-mengapa-kita-mendapatkan-hidayah/